Telepon dari lelakiku membawa ucapan manis selamat ulang tahun. Aku terdiam sejenak. Oh... Rupanya dua satu benar-benar menghampiriku. Tidak ada yang bisa menebak kapan seseorang menjadi dewasa. Aku tahu, aku belum sepenuhnya dewasa. Bahkan masih jauh dari kata itu. Karena apa? Karena aku masih sering menyangka diriku sudah dewasa. Justru di sisi lain aku belum siap dewasa. Aku belum siap bertanggung jawab pada diriku sendiri. Karena apa? Karena dalam dunia dewasa segalanya menjadi teramat serius. Aku masih ingin melakukan berbagai hal, bertindak semaunya, melakukan kesalahan-kesalahan yang wajar. Dalam benakku, dunia dewasa adalah dunia yang paling tidak punya toleransi. Kau salah, dibenci. Kau gagal, ditertawai. Duniaku saat ini? Aku salah, diperbaiki. Aku gagal, diajak mencoba kembali. Itulah mengapa aku enggan meninggalkan. Tapi yah, bagaimana lagi. Hidup harus berproses. Aku tahu aku harus menjadi dewasa. Tapi dalam kemengertianku ini aku menolak berpura-pura dewa
Belajar dari hidup, belajar menjadi hidup.