Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Sebuah Cinta Sederhana

Apakah hal yang paling ingin kau lakukan bersama seseorang yang kau cintai? Bepergian? Mengunjungi tempat-tempat indah bersama? Atau yang lebih sederhana candle light dinner di tepi pantai? Atau menikmati kembang api malam tahun baru? Atau hanya sekadar menatap bintang-bintang pada malam biasa? Kalau aku tidak pernah melakukan semua itu dengan Zac. Bahkan jika suatu saat ingin pun aku masih bisa menahannya. Lagipula hingga kini aku tidak menginginkannya, begitu pun Zac. Cukup dengan kebersamaan kami bahagia. Tapi ada satu hal teramat sederhana yang sungguh ingin kulakukan. Hal yang satu ini hampir sama tidak mungkinnya menjadi kenyataan dengan semua hal yang telah kusebutkan sebelumnya. Ya. Aku hanya ingin membalas tatapan matanya ketika menyambutku di awal hari. Selama ini aku hanya bisa membayangkan betapa indahnya mata Zac. Ia pernah mengatakan bahwa dirinya tak pernah bosan memperhatikanku. Itu berarti sepanjang waktu kebersamaan kami hampir seluruhnya tatapan mata Zac adalah m

Jika

Jika ada kehidupan selanjutnya, apa yang akan kau pertahankan? Pertanyaan itu tiba-tiba terlintas di pikiranku. Hah! Mengapa juga harus muncul pertanyaan seperti itu. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang mau memikirkan kehidupan ke depan yang bahkan belum diketahui oleh siapa pun kecuali Tuhan. Untuk apa memikirkannya jika hidup yang sedang kujalani saja berantakan? Bagiku hidup setiap orang itu sudah dituliskan Yang Kuasa. Manusia tinggal menjalani saja, dengan apa yang diusahakan dan dimiliki. Ah, memangnya apa yang masih kumiliki sekarang? Memiliki tak semudah itu. Saat kita memiliki, maka kita juga harus menjaga karena setiap pemilik sejati sampai kapan pun tak akan siap kehilangan. Anehnya, manusia selalu berambisi dengan kepemilikan. Sampai mereka tak menyadari bahwa sebenarnya tak ada yang bisa dimiliki tanpa adanya takdir. Dan kini takdir itu sedang berperan dalam sepenggal perjalananku. Pertanyaan besar itu masih saja memenuhi kepalaku. Dan sialnya aku mulai berpikir untu

Sepenggal Perjalanan

         Perjalanan kali ini menyajikan satu momen yang berbeda. Entah mengapa orang-orang yang kutemui terkesan ramah hampir seperti keluarga. Mereka dan aku seolah sudah mengenal selama bertahun-tahun. Aku pernah dengar sebuah kalimat bagus: “Merantaulah dan kau kan temukan saudara.”           Mungkin sepenggal kalimat itu memang selalu mewakili kenyataan pada orang-orang yang pernah bepergian. Mungkin petualang, mungkin perantau yang mencari penghidupan ataupun ilmu. Hal seperti ini yang pasti mengingatkanku bahwa hidup tidak pernah sendiri. Pada setiap momen sepi pasti ada, meski siapa pun itu, bersamamu di sana. Mungkin hanya sekedar melihat, tersenyum, atau bahkan berbagi apa saja. Mungkin itu orang-orang baru atau seseorang yang telah sangat dekat di hati kita. Hidup itu indah kawan!           Yeah. Jika kita masih berfikir bahwa, “aku memang ditakdirkan untuk tudak bahagia.” Maka cepat-cepat coret bagian itu di kepalamu. Mana mungkin Tuhan melukiskan takdir yang buruk! B