Daku terbangun lalu menangis meratapi kesadaran yang menelanku. Daku terlalu sombong akan cinta yang biasa saja. Terlalu lena akan dunia luar yang bisa bengis kapan saja. Daku ingin berteriak kenapa kesadaran itu menyapa di pagi-pagi buta. Kesadaran akan memilikimu yang semestinya pantas untuk sangat dijaga. Sementara selama ini daku terlalu pongah dengan kepemilikan akanmu. Tanpa peduli apa inginmu. Padahal bisa saja di luar sana seseorang telah dipilihkan untuk menggantikanku.
Daku hanya seorang manusia biasa. Yang punya rasa namun sering tak bisa memahami rasa. Yang kini mulai mempersalahkan diri ini. Yang mengaku memiliki namun sering tak bisa menjaga. Yang hanya bisa percayai namun tak bisa melihat. Please... Jangan beri daku mimpi. Beri daku keyakinan bahwa diri yang kurang ini telah sepenuhnya diterima. Agar kita dapat sama-sama menjaga. Menjaga apa yang kau dan daku sebut sebagai cinta, Why. Pagi hari di tengah sepi.
Minum susu cokelat dulu biar kuat nyinyir... Deuh gue nggak tau kenapa tulisan gue jadi berubah mainstream dan random gini. Sejak mbaca blognya Misterkacang, ngubek-ngubek jombloo.co dan mojok.co (ciyeee bacaannya jomblo gitu amat) gue jadi ter- influence gaya nulis orang-orang gendeng macam penulis-penulis ini. Tambah lagi kemaren gue mbaca blognya si Keristiang yang susah gitu move-on dari Tata (deuh malah apal). Ohiya, karena disponsori oleh si Coro (nama laptop gue yang beratnya kek bayi umur enem bulan) gue tinggalin di tempat Bude di Jakarta, gue ngetik dari HP nih. Jadi maap-maap kalo berantakan (kayak kisah cinta gue). Mau mbaca ya sukur, mau setop ya awas aja nyesel. Jadi gue mau ngomongin diri gue yang tiba-tiba berubah mainstream . Gue jadi jomblo ( mainstream banget kan?) dan gue jadi nulis-nulis tentang jomblo jugak. Sebab kenapa gue jomblo sudah gue uraikan dengan gamblang di belakang noh. Jadi nggak usah dibahas (takutnya entar lo gumoh). Iya...
Komentar
Posting Komentar