Langsung ke konten utama

Lelaki yang Paling Sulit Dicintai

Seorang lelaki yang sayang padamu tidak akan mampu berjauhan lama denganmu. Seorang lelaki yang mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu setelah mendekatimu. Jika berjalan dia akan selalu menyamakan langkah denganmu. Jika berlari dia akan selalu mengimbangimu. Dia ingin selalu ada apa pun keadaan yang dihadapi. Seperti apa pun situasinya. Semua doktrin itu telah melekat padaku. Tidak ada yang bisa mengeditnya.

Tidak ada kata kepergian untuk kembali. Tidak ada kata berjauhan demi mencari setumpuk uang untuk membeli rumah dan selingkar cincin. Aku tidak perlu ikatan berwujud dunia. Aku tidak perlu dilegalkan semua orang.
Dan kau tahu? Bahwa tidak ada kata berpisah demi mempersiapkan masa depan yang baik. Kau masa depanku dan aku yang seharusnya menjadi masa depanmu. Ada kita di sana.

Tidak ada yang lebih baik bagi sepasang pecinta kecuali sebuah kebersamaan. Aku tahu itu semua. Kau juga. Aku telah mengatakan seluruh poin impianku padamu.
Aku pastikan kau mendengar detailnya kala itu. Karena aku berbisik tepat di telingamu.

Dan ketika kau katakan akan pergi. Membuat jarak ribuan kilo denganku, aku tahu hubungan kita sudah berakhir.

Ngeri rasanya membayangkan semua itu. Tak sadarkah kau sudah cukup jauh jarak di antara kau dan aku hingga terkadang terlalu sulit untuk menyebut kata "kita"? Aku gila tanpa kau. Aku pasti mati pelan-pelan. Dan kau menjadi seorang pembunuh.

Tidak ada lagi punggung yang kupeluk. Tempat kuletakkan pelipisku di cekungan itu. Tidak ada lagi jantung yang bisa kudengar detaknya.

Aku ketakutan. Bahkan ranjang ini terlalu lebar untuk kutiduri sendiri. Lihat! Semua yang ada di sini menolak kepergianmu. Tapi egomu masih tetap tinggi hingga kukunci mulutku selamanya.

Pedih. Sakit. Mataku panas. Lemas. Lumpuh.

Sudah tidak ada lagi yang bisa menahanmu di sini. Bahkan dengan setiap jengkal tubuh telanjangku. Ternyata kaulah lelaki yang paling sulit untuk dicintai. Bahkan semua yang telah kita bagi bersama tak pernah cukup membuatmu tetap di sini. Aku kalah. Sepenuhnya.

Lalu aku mulai melukis utuh bayangmu. Membelai udara kosong di sisi lain ranjang ini. Di sana ada semua lekuk yang pernah kusentuh. Fatamorgana. Aku tetap mencoba sekuat tenaga. Hingga kudengar suara-suara yang memanggilku "si gila".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Wedding Dream

Pepohonan hampir menyembunyikanku dari keramaian. Aku sudah berlari cukup jauh. Untung saja aku adalah mantan atlet atletik di kampus dulu. Sebuah menara kini menjulang di hadapanku seolah bangunan itu baru saja muncul di sana. Sepertinya menara itu bekas mercusuar. Oh, yeah. Aku sekarang benar-benar mirip seorang Rapunzel. Memakai gaun lebar, heels , tiara cantik, dan menemukan sebuah menara. Apa aku juga harus memanjatnya?                 Saat ini aku sedang dalam pelarian. Aku kabur dari pernikahan pantaiku. Apa lagi kalau bukan karena lelaki yang menjadi pengantinku adalah bukan yang kuinginkan. Sumpah demi Tuhan pernikahan itu memang impianku. Pernihakan tepi pantai yang serba putih dan berpasir dengan bau laut yang segar. Siapa sih yang tidak menginginkannya? Tapi pada menit-menit terakhir sebelum prosesi aku memilih kabur dan menghilang dari mata hadirin. Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan...

PUTUS GITU DEH! (Curhatan Seorang Fresh-jomblo #Part 1)

Let’s take a deep breath … Rasanya kek udah sewindu gue nggak nulis blog. Gue nggak bakalan banyak alesan sih. Karena alesannya emang cuma satu: males. Gue punya banyak waktu (secara gue fresh -jomblo) dan punya banyak cerita (curhatan pribadi). Tapi saat mau nulis barang secuil cerpen pun, gue langsung ketimpa hawa males itu sendiri. Mungkin keadaan ini disponsori oleh gaya nulis gue yang belakangan selalu berbau romance dan drama. Ya, gue akui bahwa gue kepengaruh sama keadaan hati (pas lagi bahagia- long time ago ) plus drama-drama Korea yang sukses bikin gue lupa makan, mandi, bahkan bobok. “Ah udahlah, Des, nggak usah banyak cingcong. Jujur aja kalo lo habis putus.” Tiba-tiba sebuah suara gaib membuat gue melirik ke sudut-sudut kamar. Iya, gue emang baru putus lima-enam bulan lalu. Iya, sama pacar-lima-tahun yang selalu gue banggain itu. Tapi sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur (tinggal tambahin ayam suwir, bawang goreng sama kuah opor) buat sarapan. Puj...

Lelaki Pecandu Kata

Tanpa sadar aku terus memperhatikan lelaki itu. Ia terus-terusan membuat tingkah yang aneh sejak mataku menangkap keberadaannya. Aku sedang di tepi danau. Duduk di antara bangku-bangku semen yang banyak tersedia. Tak jauh di sebelah kiriku, di situlah lelaki itu berada. Ia sama sepertiku. Sedang duduk-duduk menikmati pemandangan danau. Satu hal yang menarik perhatianku untuk terus memperhatikannya adalah tingkahnya yang tidak biasa. Ia tidak bisa diam. Pertama aku melihatnya sedang berusaha melemparkan batu ke danau dengan cara yang aneh. Sepertinya ia sedang mencoba untuk membuat batu itu seolah bergulir di atas air danau. Dan ia sesekali berhasil setelah puluhan kali percobaannya. Ia orang yang gigih. Kedua aku melihatnya mengeluarkan sebuah notes tak bergaris. Ia menulis di sana. Gerakan tangannya begitu cepat. Aku kagum. Dalam waktu lima menit ia sudah membalik halaman notes -nya. Kupikir ia adalah seorang penulis atau semacamnya. Lelaki biasa jarang sekali membawa-bawa n...