Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Untukmu yang Mengawali Kita

Waktu itu kau datang tanpa kupinta. Di bulan Desember yang dingin dan aku hampir mati karena ketidakberdayaanku pada hidup. Kau datang. Tanpa kupinta. Kau mengajari aku bahagia. Kau kenalkan aku pada langit biru, bintang-bintang, hujan dan senja yang syahdu. Seperti bocah yang mendapat hadiah besar, aku menjadi lupa pada segalanya yang membuatku menangis, jatuh, terinjak. Aku terlalu silau. Ah. Kau seperti kunang-kunang. Menuntunku dalam gelap. Tapi aku tidak tahu kalau kau ternyata membimbingku ke tepi jurang. Kini aku patah. Karena kau sudah tidak ada. Kau ada. Tapi kau tidak ada. Sudjiwo Tedjo bilang kalau hidup akan lebih mati tanpa cinta. Kupikir itu benar. Tapi itu dulu. Kini aku menyangkal. Bernard Batubara menulis Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Mati. Lalu aku kini meyakininya. Aku pernah menulis dalam soal cinta tidak ada yang pantas untuk menyerah. Tapi aku kalah. Kau pernah membuatku patah. Tapi kau datang lagi. Aku pernah kehilanganmu karena gadis lain. Tapi kau kemba