Telepon dari lelakiku membawa ucapan manis selamat ulang tahun. Aku terdiam sejenak. Oh... Rupanya dua satu benar-benar menghampiriku.
Tidak ada yang bisa menebak kapan seseorang menjadi dewasa. Aku tahu, aku belum sepenuhnya dewasa. Bahkan masih jauh dari kata itu. Karena apa? Karena aku masih sering menyangka diriku sudah dewasa.
Justru di sisi lain aku belum siap dewasa. Aku belum siap bertanggung jawab pada diriku sendiri. Karena apa? Karena dalam dunia dewasa segalanya menjadi teramat serius. Aku masih ingin melakukan berbagai hal, bertindak semaunya, melakukan kesalahan-kesalahan yang wajar.
Dalam benakku, dunia dewasa adalah dunia yang paling tidak punya toleransi. Kau salah, dibenci. Kau gagal, ditertawai. Duniaku saat ini? Aku salah, diperbaiki. Aku gagal, diajak mencoba kembali. Itulah mengapa aku enggan meninggalkan. Tapi yah, bagaimana lagi. Hidup harus berproses.
Aku tahu aku harus menjadi dewasa. Tapi dalam kemengertianku ini aku menolak berpura-pura dewasa. Aku ingin tanpa sadar kedewasaan itu sudah melekat padaku. Apa yang harus kulakukan? Resolusi.
Bismillah... Di dua satu ini aku ingin doa-doa dari orang-orang terkasih yang ditiupkan padaku lewat ketulusan dapat menjadi nyata. Aku tahu bukan bagianku untuk membalasnya. Ada peran Tuhan, biarlah terbalas dengan lebih indah. Aku ingin pendidikanku lancar, jodohku semakin dipertegaskan, bukuku diterbitkan dan menjadi best seller. Dan aku ingin diberikan kekuatan untuk menjalani proses ke sana.
Janji pada diri. Aku akan berhenti bermimpi jika ia sudah terwujud. Aku akan berhenti berusaha jika nyawa sudah tercerabut dari raga. Aku akan menjadi lebih kuat dan bahagia bersama orang-orang di sekitarku. Aku akan menjadi orang paling berguna, paling banyak memberi, paling susah dilupakan.
Mungkin satu saat nanti Google akan turut merayakan ulang tahunku yang kesekian ratus. Mungkin ibuku akan menjadi ibu paling bahagia di dunia dan di surga. Mungkin namaku menjadi salah satu nama tempat yang paling ingin dikunjungi orang-orang yang mengejar impian. Impian. Impian. Impian.
Kata orang bahagia itu sederhana. Ya. Memang. Ada jutaan cara untuk bisa merasakan bahagia. Dan selama rasa itu masih bisa kucapai, aku tidak akan menyerah pada tantangan. Akan kujadikan ia kawan. Akan kutakhlukkan.
Depok, 17 Desember 2014 19.34.
Komentar
Posting Komentar