Langsung ke konten utama

Tips Mengatasi Homesick

 

Kamu tinggal jauh dari rumah? Sering merasa rindu namun tidak bisa pulang karena suatu keharusan? Ketika ribuan kilometer memisahkan, apa yang bisa kita lakukan?

Banyak dari kita yang harus merantau untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Mungkin saat ini kamu adalah seorang mahasiswa yang harus menimba ilmu di kampus yang jauh. Atau mungkin kamu harus bekerja di kota yang berbeda atau bahkan di negara lain. People, rasa rindu yang membuncah memang sering datang menghampiri kita yang ada di perantauan. Jauh dari kehangatan keluarga dan rumah tempat kita dibesarkan dapat membuat kita kehilangan semangat. Kalau sudah begitu, kita tidak akan maksimal dalam menjalankan aktivitas. Bisa-bisa berpengaruh pada kinerja dan prestasi kita. Nggak mau, kan mengalaminya? Yuk, kita simak serangkaian tips berikut!

1.      Manfaatkan alat komunikasi

Saat ini teknologi sudah canggih. Terutama teknologi dalam berkomunikasi. Di mana pun kamu berada, kamu tetap bisa terhubung dengan orang-orang terkasih. Manfaatkan bonus telepon atau kuota melimpah paket data internetmu untuk menghubungi keluarga. Daripada dipakai untuk stalking mantan, lebih baik digunakan untuk melepas rindu dengan keluarga. Bahkan kita bisa memanfaatkan wi-fi yang sekarang ini telah banyak tersedia di tempat-tempat umum. Banyak sekali aplikasi telepon dan video-call yang bisa kamu coba dengan berbagai variasinya. Meski nggak se-greget kalau bertemu langsung, tapi percayalah, mendengar suara dan melihat wajah-wajah mereka, dapat mengurangi rasa rindu yang kita rasakan.

Satu hal yang harus diingat oleh kita yang berada jauh dari keluarga, komunikasi adalah kunci terpenting untuk tetap menjaga hubungan yang baik. Dengan menjaga komunikasi, keluarga akan tahu jika suatu saat terjadi sesuatu pada kita. Jangan membuat mereka cemas dengan tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Ingat bagaimana mereka begitu menyayangi kita. Pastikan bahwa mereka tahu kita dalam keadaan baik-baik saja.

2.      Jadikan keluarga sebagai motivasi

Keluarga adalah orang-orang yang tidak akan meninggalkan kita apapun yang terjadi. Sejak dalam kandungan, ayah dan ibu kita menjaga dengan sepenuh hati. Hingga kita dewasa, mereka merawat kita tanpa mengharapkan imbalan apa-apa. Bukankah kita tidak akan menjadi seperti sekarang tanpa jasa mereka? Coba sekarang tanyakan kembali apa yang telah kita berikan untuk mereka. Ingatlah bahwa saat ini kita sedang berjuang. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk mereka yang telah begitu banyak memberi tanpa pamrih. Semangat perjuangan itulah yang akan membuat kita tangguh. Percayalah bahwa suatu saat rindu itu akan terbayar. Kita akan pulang membawa kesuksesan yang disambut oleh senyuman mereka.

3.      Menekuni hobi

Setiap orang pasti memiliki kegemaran masing-masing. Daripada meratapi perasaan homesick yang sudah keterlaluan, cobalah untuk mengisi waktu-waktu tersebut dengan melakukan aktivitas-aktivitas positif yang kamu senangi. Jika kamu hobi membaca, berkunjunglah ke toko buku atau perpustakaan. Mungkin sudah terlalu banyak judul buku yang menantimu. Membaca di taman juga bisa menjadi alternatif lain.

Jika kamu hobi berolahraga, lakukan jenis olahraga yang kamu senangi  dengan lebih rutin. Selain menyehatkan badan, pikiran juga pasti akan lebih positif. Ingatlah ungkapan mensana in corporesano. Jika kamu masih bingung menentukan hobi, cobalah mengingat kembali saat melakukan kegiatan apa kamu merasa itu amat menyenangkan. Kegiatan yang positif tidak hanya membantumu mengatasi rindu rumah tapi juga memberi manfaat yang tidak terduga.

4.      Berkumpul dengan teman-teman

Teman baik adalah keluarga kedua kita. Di mana pun berada, kita pasti akan membutuhkan teman. Mereka bisa saja memiliki kondisi yang sama seperti kita. Jauh dari keluarga, harus menahan rindu yang sama. Perasaan senasib tersebut akan membuat kita saling memahami. Jangan ragu untuk menceritakan apa yang saat ini sedang kita rasakan. Teman yang baik akan selalu menjadi pendengar setia. Bukan tidak mungkin kalian akan saling bertukar cara atau menemukan cara baru yang menyenangkan untuk mengatasi rindu rumah. Selama kegiatan itu positif, menghabiskan waktu dengan teman tidak ada salahnya. Ingatlah kata Bertrand Russell bahwa the time you enjoy wasting isn’t wasted time. Lebih baik lagi jika kegiatanmu dengan teman-teman itu bisa produktif.

5.      Menulis

Pernah mendengar kata-kata bahwa menulis itu membebaskan? Yups! Jika kamu adalah orang yang lebih suka sendiri, tipe pembenci keramaian yang justru membuatmu tidak nyaman, kamu bisa menuangkan perasaan rindumu melalui tulisan. Menulis adalah bentuk penyembuhan bagi sebagian orang. Faktanya, banyak sekali tulisan yang dapat memberikan pengaruh positif bagi hidup manusia. Coba sediakan buku kosong dan pena kemudian menulislah tanpa ada batasan. Bukan tidak mungkin suatu saat hasil tulisanmu akan memberi manfaat. Bukankah orang-orang yang berhasil adalah mereka yang bisa mengubah keterbatasan menjadi peluang?

6.      Menjadi relawan

Kamu tipe orang yang berjiwa sosial tinggi? Cobalah untuk bergabung menjadi seorang volunteer. Saat ini banyak sekali komunitas-komunitas yang bisa kita ikuti. Bukankah menjadi relawan adalah suatu hal yang mulia? Selain mengatasi perasaan rindu rumah, kegiatan sosial yang kamu ikuti akan menambah pengalaman baru. Kamu akan menemukan keluarga dan teman-teman baru. Kegiatanmu ini juga bisa meningkatkan nilai curriculum vitae-mu loh! Kapan lagi mengisi waktu dengan memberi manfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga banyak orang! Satu lagi, kegiatan sosial akan membuat lebih bahagia karena merasa hidup kita bermakna. Ingat kata-kata dalam Laskar Pelangi? Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya. Memberi tidak hanya berupa materi, tetapi juga bisa waktu dan tenaga kita.

7.      Memaknai kembali bahwa ini hanyalah sebuah proses

Sahabat, pahamilah bahwa apa yang sedang kita jalani saat ini adalah suatu proses. Kita memiliki tujuan, maka kita harus berhasil melewati apa pun untuk mencapai ke sana. Mungkin pada waktu-waktu tertentu kita merasa akan menyerah. Mungkin keinginan yang begitu besar untuk pulang kembali kepada keluarga menggoda kita sehingga melepas tujuan yang sejak lama telah kita perjuangkan. Namun cobalah ingat kembali sudah sejauh mana kita melangkah. Jangan sampai membuat apa yang telah kita lalui menjadi sia-sia. Meski sulit, jangan pernah berkata untuk menyerah.

Nah, itulah serangkaian tips untuk mengatasi homesick yang bisa kita jadikan alternatif. Satu yang perlu diingat adalah ketika kita jauh dari keluarga, kita akan bisa memaknai arti perjuangan. Tetap semangat dan selalu percaya bahwa kita sedang berproses untuk menggapai cita-cita dan kesuksesan. Hingga pada saatnya kita akan pulang dengan disambut senyum dan kebanggaan orang-orang tercinta. (Des)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOK JADI MAINSTREAM GINI? (Curhatan Jomblo Newbie #Part 2)

Minum susu cokelat dulu biar kuat nyinyir... Deuh gue nggak tau kenapa tulisan gue jadi berubah mainstream dan random gini. Sejak mbaca blognya Misterkacang, ngubek-ngubek jombloo.co dan mojok.co (ciyeee bacaannya jomblo gitu amat) gue jadi ter- influence gaya nulis orang-orang gendeng macam penulis-penulis ini. Tambah lagi kemaren gue mbaca blognya si Keristiang yang susah gitu move-on dari Tata (deuh malah apal).  Ohiya, karena disponsori oleh si Coro (nama laptop gue yang beratnya kek bayi umur enem bulan) gue tinggalin di tempat Bude di Jakarta, gue ngetik dari HP nih. Jadi maap-maap kalo berantakan (kayak kisah cinta gue). Mau mbaca ya sukur, mau setop ya awas aja nyesel. Jadi gue mau ngomongin diri gue yang tiba-tiba berubah mainstream . Gue jadi jomblo ( mainstream banget kan?) dan gue jadi nulis-nulis tentang jomblo jugak. Sebab kenapa gue jomblo sudah gue uraikan dengan gamblang di belakang noh. Jadi nggak usah dibahas (takutnya entar lo gumoh). Iya...

PUTUS GITU DEH! (Curhatan Seorang Fresh-jomblo #Part 1)

Let’s take a deep breath … Rasanya kek udah sewindu gue nggak nulis blog. Gue nggak bakalan banyak alesan sih. Karena alesannya emang cuma satu: males. Gue punya banyak waktu (secara gue fresh -jomblo) dan punya banyak cerita (curhatan pribadi). Tapi saat mau nulis barang secuil cerpen pun, gue langsung ketimpa hawa males itu sendiri. Mungkin keadaan ini disponsori oleh gaya nulis gue yang belakangan selalu berbau romance dan drama. Ya, gue akui bahwa gue kepengaruh sama keadaan hati (pas lagi bahagia- long time ago ) plus drama-drama Korea yang sukses bikin gue lupa makan, mandi, bahkan bobok. “Ah udahlah, Des, nggak usah banyak cingcong. Jujur aja kalo lo habis putus.” Tiba-tiba sebuah suara gaib membuat gue melirik ke sudut-sudut kamar. Iya, gue emang baru putus lima-enam bulan lalu. Iya, sama pacar-lima-tahun yang selalu gue banggain itu. Tapi sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur (tinggal tambahin ayam suwir, bawang goreng sama kuah opor) buat sarapan. Puj...

Candala

Terkisahlah seorang perempuan yang hidup tapi tak hidup. Redup. Seperti nyala lampu minyak yang dasarnya hampir kering. Dia dilahirkan seorang ibu tapi dia tak memilikinya. Ya  lebih baik menyingkir ketimbang harus berbagi ibu dengan orang asing. Dia tidak punya bapak, pun dalam dokumen kenegaraannya. Tetangga-tetangga sering menjadikan dia dan keluarganya bahan bergunjing saat ngumpul di tukang sayur atau arisan RT. Dia pintar. Tapi pintarnya itu tak lantas jadi pujian. Mereka justru semakin memojokkannya karena beda dari anggota keluarga lainnya--keluarga yang bahkan dia tak pernah memilikinya. Keluarga yang tidak bisa dia peluk karena sudah tercerai-berai sejak dia bahkan belum tahu dosa itu apa. Dia pintar. Karena dia pintar, dia bisa pergi berguru ke tempat yang jauh. Tapi mereka menganggap dia egois karena pergi sendiri meninggalkan keluarganya yang sengsara. Mereka tak tau sesengsara apa dirinya selama hidup dikelilingi oleh orang-orang bermulut linggis. Dia tidak cant...