Quiana Aku mengenal dirimu sejak kau membuka mata. Matamu yang bulat cokelat dan sebening embun membuatku ingin selalu berada di dekatmu. Gadis kecilku yang kini beranjak dewasa. Gadis kecilku yang kini telah kembali dari perjalanan panjangmu. Kau dengan sejuta mimpi yang kau tuliskan di keempat sisi dinding kamarmu yang kau sebut dinding harapan serta semua tempat yang bisa kau sentuh dengan kuasmu. Kau gadis yang lincah dengan sepatu balet dan kostum balerina yang menawan yang kau rancang sendiri dengan kedua tanganmu yang terampil. Kau dengan piano putih di sisi kiri tangga rumah kita yang selalu kau mainkan layaknya seorang maestro. Kau dengan kebun bunga di halaman kita yang selalu bermekaran karena perawatanmu. Kau ibarat sejuta jiwa pada satu tubuh dengan segala bakatmu. Quiana, aku mengenalmu lebih dari diriku sendiri. Bahkan aku tahu ketika kau tidak lagi sama seperti beberapa waktu lalu. Aku sangat takut kau kembali pada saat-saat itu. Meskipun dokter telah menga
Belajar dari hidup, belajar menjadi hidup.