Tidak
semua keinginan bisa terpenuhi.
Satu kalimat itu yang selalu kuingat
ketika aku gagal dalam melakukan atau mendapatkan sesuatu. Aku hanyalah manusia
biasa di bawah kuasa Tuhan Yang Mahasegalanya. Aku hanya seorang makhluk lemah
dan terbatas yang sayangnya punya mimpi setinggi langit. Aku sangat sadar
dengan setiap impian yang kutuliskan. Jika semua orang di luar sana hanya akan
menertawai mimpiku maka aku akan semakin yakin bahwa mimpi itu memang harus
kuwujudkan. Dan jika aku berhasil melakukannya maka semua orang akan
benar-benar tertawa, entah untuk apa, mungkin menertawai diri sendiri. Mudah
saja. Dan aku hanya akan bersujud menyukuri semua itu.
Berada di tempat ini membuatku tidak
nyaman. Tempat ini menenggelamkan semangatku untuk melangkah. Aku ingin
cepat-cepat kembali ke tempatku seharusnya berada. Di sana aku menyadari diriku
memiliki tanggung jawab untuk dijalankan. Aku bisa terus mengembangkan diri dan
mengembangkan sayapku. Di sana aku dekat dengan kenyataan yang ingin
kuwujudkan. Di sana tempat mimpi-mimpi digantungkan. Jika ada orang yang bilang
kau tidak akan nyaman berada di mana pun saat kau merasa tidak nyaman di
rumahmu sendiri, aku berani jamin itu salah. Aku nyaman di sana. Semakin jauh
dari tempat yang kusebut rumah maka semangatku semakin tinggi. Aku merasa di
sanalah tempatku seharusnya. Bukan maksudku untuk merasa senang meninggalkan
keluarga yang aku sayangi, hanya sekarang ini belum saatnya aku bersama mereka.
Nanti ketika mimpi jangka panjang pertamaku telah terwujud, maka cepat-cepat
aku akan membangun rumah untuk mereka berkumpul. Aku akan memperbaiki semuanya
agar kembali pada masa di mana kebahagiaan selalu ada di antara kami.
Jangan
pernah takut untuk bermimpi.
Bermimpilah
karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.
Jangan
pernah bilang aku belum punya mimpi.
Berani
bermimpi berani mewujudkan.
Kalimat-kalimat itu seperti matahari
dalam kehidupanku. Kalimat sederhana yang mampu membebaskan aku dari kurungan
rasa malas. Saat aku membacanya di dinding kamarku aku menjadi teringat kembali
dengan semua janji yang dan mimpi yang telah kutuliskan. Aku sadar semua tidak
bisa kubuktikan sekarang, tapi aku yakin waktu pasti membantuku membuktikan.
Tidak mungkin semua peluang dan cobaan yang telah kuterima tidak ada maksudnya.
Pasti ada maksud di balik semua kejadian tidak menyenangkan yang telah kualami.
Toh semua itu adalah campur tangan Tuhan. Tuhan sayang padaku. Tuhan ingin aku
semakin kuat.
Cieee, rupanya desi skrng lg kangen depok, hmmm gue seneng bisa baca tulisan lo lg des :)
BalasHapus